Langsung ke konten utama

Perjalanan di Bawah Laut Kupang

Saya mengingat ketika di akhir tahun 2014, sejenak sebelum berpindah ke tahun 2015 saya sempat mencoba menuliskan resolusi di tengah kesendirian menikmati malam tahun baru sembari mengintip warna-warni kembang api dari jendela kamar. Ada beberapa hal yang saya tuliskan, jujur itu hanya terbersit tiba-tiba dan saya hanya menuliskannya di sebuah aplikasi catatan di HP saya yang masih berusia 3 bulan pada saat itu. Tanpa disangka 3 bulan kemudian HP itu rusak akibat kecerobohan saya saat pergi ke Pulau Kera, Kupang. Bukan tercebur air laut tetapi malah ketumpahan sebotol penuh air mineral di dalam tas saya saat berada di perahu.

Beberapa bulan setelah kejadian HP rusak, saya pergi bersama teman jalan terbaik saat itu mencari informasi mengenai spot snorkeling di Kupang mulai dari bertanya ke instagram, komunitas di facebook hingga mendatangi Polairud Kupang demi impian snorkeling. Akhirnya kami menemukan komunitas snorkeling dan ikut snorkeling pagi ataupun sore di tempat itu. Saya juga mempunyai sebuah kamera underwater kesayangan yang sempat menemani hampir 2 tahun aktivitas saya. Beberapa foto underwater saat kami snorkeling di Kupang





Suatu hari di bulan April 2016, setelah sekian lama tidak snorkeling salah seorang teman yang saya kenal dari komunitas 1000 Guru Kupang mengajak saya untuk snorkeling di Dermaga LANTAMAL Kupang, Tenau. Saat tiba disana saya melihat ada rombongan pelatihan Saka Bahari yaitu pelatihan menyelam gratis dari AL untuk anak-anak muda. Saya mencoba snorkeling menikmati keindahan bawah laut dan kemudian berkenalan dengan seorang perwira AL yang menawarkan Kursus Open Water Diving dari sebuah Dive Center baru di Kota Kupang bahkan dia menawarkan saya untuk mencoba diving dengan alat pinjaman di hari itu. Saya tiba-tiba teringat akan salah satu resolusi saya di tahun 2015, ya saya sempat menuliskan bahwa saya ingin merasakan scuba diving sesungguhnya. Seminggu kemudian saya memutuskan untuk mengambil kursus dan merasakan pelatihan pertama di Kolam Renang nan butek di depan rumah yaitu Kolam Renang Wirasakti, biasa dikenal dengan nama Suembak. Dulunya saya sering berenang di kolam tersebut, dan saat itu ketika menyelam saya tidak dapat melihat apa-apa karena kebutekannya dan ahh ya sudahlah cukup sekali itu.

Di hari sabtu pagi, saya mendatangi Flobamora Dive Center di Tenau dan melihat bagaimana alat-alat disusun bahkan saya juga harus membawa alat-alat itu sendiri dengan motor. Yah begitulah resiko dilatih oleh anggota AL dan keterbatasan di Kupang. Tiba di dermaga AL, saya mulai memakai wetsuit dan memasang segala macam alat. Saat pertama kali turun ke dalam laut, sungguh rasanya tidak bisa saya deskripsikan. Melihat birunya air laut, bias sinar matahari yang masuk, karang-karang indah, ikan-ikan yang sangat indah dan yang paling penting saya semakin menyadari betapa kecilnya saya di dunia ini. Saya merasa mengunjungi dunia lain, ya saya sebut itu dunia lain karena saya tak pernah merasakan berjalan-jalan di dalam air, bernafas, menggantungkan hidup sepenuhnya pada Tuhan karena sumber keselamatan di bawah sana adalah sebuah tabung dan regulatornya. Saya memahami bahwa nafas kehidupan adalah harga yang sangat mahal, 1 jam diving biasanya oksigen hanya tersisa 50 bar dan pertanda saya harus naik dan membayarnya. Di pertemuan kedua saya dibawa hingga kedalaman 10 meter dan saya sangat menikmatinya.
Pertama kali turun di dermaga LANTAMAL

Terbang di laut

Pertemuan ketiga sempat tertunda cukup lama akibat kesibukan pekerjaan yang menuntut saya travel di weekend, maka saya kembali berlatih sekitar 3 minggu kemudian untuk pertemuan ketiga dan pertemuan ke 4 di hari sabtu berikutnya dilanjut pertemuan ke 5/ujian di hari minggu. Saya sempat mengalami kesulitan ketika harus turun ke dasar, meski telah memencet BCD hingga habis tetapi saya masih mengambang. Ternyata kaki saya yang terbuka dan nafas tertahan juga menghalangi saya untuk bisa turun. Tetapi pada saat ujian, semua berjalan lancar dan saya sukses berlutut di kedalaman 20 meter sambil berpose ala Namaste. Oh ya posting tentang yoga akan saya ceritakan selanjutnya.

Berikut foto-foto saya ketika diving, saya juga merasa seperti model yang berpose di dalam laut dan memiliki instruktur sekaligus fotografer pribadi di bawah laut.




Untuk foto selanjutnya silakan cek instagram saya, dan kontak saya via instagram apabila membutuhkan informasi mengenai kursus diving atau butuh guide dan alat untuk menyelam di Kupang. Percayalah bahwa Kupang tak kalah dengan Alor dan Labuan Bajo untuk underwaternya, saya tunggu kalian menyelam di Kupang. Ohh ya biar tidak penasaran ini link video diving perdana di channel youtube saya. Please check it out 


Don't forget to share and subscribe my diving video in Kupang
Cheerss....

Komentar

  1. Wii enak ya diving, ini bagian yang belum sempat aku coba sampai sekarang selalu gak pas waktunya.. perlu dicoba next time.. oh sekalian tukeran link blog ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harus coba mas beneran, kalo udh ada liscence nanti aku ajakin kalo ada dive tour

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kerja di NGO, Ngapain Aja?

Empat tahun bekerja di Non Government Organization alias Lembaga Non Pemerintah pastinya telah mengubah banyak hal dalam diri saya, tetapi rasanya setiap bertemu orang baru pasti muncul beberapa pertanyaan yang sama. Oke, saya akan menuliskan beberapa pertanyaan umum yang harus kamu jawab dan jelaskan mengenai status pekerjaan mu. Kiranya bisa menjawab beberapa pertanyaan yang sering mampir ke saya atau jika berkenan mungkin bisa menjadi referensi untuk menjelaskan pekerjaan mu saat ini. 1.               Itu kerjanya ngapain aja? Buanyaakkk, tergantung project, fokusnya, visi misi, Programme Goal, Outcome, Output . Bekerja di NGO pastinya merespon suatu isu sosial, nahh namanya isu social pasti luaaasss sekali. Setelah itu tanyakan saja “Fokus Programnya apa?” Disitu akan muncul istilah pemberdayaan masyarakat, lingkungan, anak, gender, imigran, buruh, pertanian, perikanan, udara, dll. Intinya bekerja di NGO itu men support masyarakat/kaum marjinal atau bahkan pemerintah untuk

Tentang Yoga

Di saat masih berkuliah di Kota Bandung, saya sempat tertarik untuk mengikuti yoga namun ntah mengapa saat itu saya lebih memilih untuk keluar masuk gym mengikuti kelas aerobic atau mengangkat beban. Selama kurang lebih 2 tahun dengan terputus-putus di tengah jalan, saya sesungguhnya menikmati berolahraga dalam ruangan sambil memandangi cermin atau pria-pria dengan lengan menggoda :D.  Berpindah ke Kupang, saya mulai kehilangan rutinitas nikmat tersebut karena intensitas travel yang sangat tinggi dan belum memiliki kendaraan. Saya hanya mencoba jogging di Taman Nostalgia Kupang atau Lapangan Polda NTT dan berenang setiap minggu di Hotel On The Rock. Di suatu hari bulan September 2015, seorang teman penggila gym dan body obsession mengatakan bahwa di tempat fitness nya membuka kelas yoga. Tanpa pikir panjang, saya pun memacu sepeda motor dan menanyakan jadwal kelasnya. Oke jadwal cocok. Side plank pose Di kelas pertama, saya masih kebingungan dan berusaha mengikuti flow n