Langsung ke konten utama

Kerja di NGO, Ngapain Aja?



Empat tahun bekerja di Non Government Organization alias Lembaga Non Pemerintah pastinya telah mengubah banyak hal dalam diri saya, tetapi rasanya setiap bertemu orang baru pasti muncul beberapa pertanyaan yang sama. Oke, saya akan menuliskan beberapa pertanyaan umum yang harus kamu jawab dan jelaskan mengenai status pekerjaan mu. Kiranya bisa menjawab beberapa pertanyaan yang sering mampir ke saya atau jika berkenan mungkin bisa menjadi referensi untuk menjelaskan pekerjaan mu saat ini.

1.             Itu kerjanya ngapain aja?
Buanyaakkk, tergantung project, fokusnya, visi misi, Programme Goal, Outcome, Output. Bekerja di NGO pastinya merespon suatu isu sosial, nahh namanya isu social pasti luaaasss sekali. Setelah itu tanyakan saja “Fokus Programnya apa?” Disitu akan muncul istilah pemberdayaan masyarakat, lingkungan, anak, gender, imigran, buruh, pertanian, perikanan, udara, dll. Intinya bekerja di NGO itu men support masyarakat/kaum marjinal atau bahkan pemerintah untuk mengisi hal-hal yang belum tertangani dengan baik. Misalnya nih di Indonesia sendiri masih banyak problem yang belum bisa di address oleh pemerintah untuk isu kesehatan, pendidikan, ekonomi, lingkungan hidup,dll karena keterbatasan negara sendiri, maka NGO hadir untuk melengkapi, membantu kerja pemerintah, dan pastinya membantu masyarakat melalui program yang telah disusun. Jadi NGO itu adalah salah satu aktor penting yang berkolaborasi untuk membangun kesejahteraan suatu bangsa. Tsaaaahhhh…





2.           Kamu digaji gak?
PASTI! Entah berapa pun penghasilan seorang staf (bukan relawan) itu tetap dihitung gaji. Gaji di NGO tergantung pada jumlah dana yang dikelola oleh si NGO. Semakin besar dana yang dikelola, maka semakin tinggi beban kerja dan semakin besar pula gajinya. Strata di NGO adalah NGO lokal, International NGO hingga Lembaga Donor. Nahh bekerja di NGO itu digaji,  jumlahnya pasti berbeda-beda tergantung posisi dan strata NGO nya. Ada juga yang digolongkan dalam staf lokal, staf penempatan dan expatriate. Jadi ya silakan kalkulasi sendiri

3.          Wahh kerja dengan asing, gajinya dollar dong?
Biasanya saya jawab, ‘’ 14 ribu rupiah juga bisa jadi dollar koq di money changer’’ , ‘’Dapat duit dollar emang bisa dipake jajan di kios kecamatan atau desa?’’ Jadi stop mengeluarkan pertanyaan ini, karena setahu saya semua payroll kantor masih menggunakan bank lokal dan bertransaksi menggunakan rupiah selama masih di Indonesia

4.          Duit untuk menjalankan program dan gaji kalian darimana?
Dari donor, bisa macam-macam mulai dari individu, kelompok, CSR, dana alokasi pemerintah dan lembaga donor mainstream kaya Ausaid, USAID, World Bank, European Union, dll (silakan cari sendiri). Uang yang diterima kemudian dialokasikan untuk program dan dibuat pertanggungjawabannya. So, itu yang buat kenapa pengelolaan keuangan di NGO biasanya rigid dan butuh segala macam pembuktian bahkan sampai ke nota makan!

5.          Kerjanya harus di desa-desa ya?
Tergantung jenis NGO nya dan level intervensi. Tidak semua NGO bekerja di rural area, ada yang di urban bahkan ada yang bekerja di level lintas negara. Kalau memilih pendekatan pengembangan masyarakat umumnya memang lebih banyak bekerja di pedesaan, karena hal itu memang masih dibutuhkan di level desa. Jadi ya tidak selamanya kerja di NGO = kerja di desa. Kembali lagi ke organisasi dan level intervensi nya. Umumnya sih tahapan kerja di NGO yang afdol ya mulai dari lokal/rural, naik ke level provinsi , sampai ke nasional, kalau bisa ke Internasional
Salah satu wilayah layanan


6.       Kerjanya ngebantuin orang susah, asyik dong kerja sosial dibayarin
Kerja sosial itu tak seindah foto-foto bersama anak-anak di desa atau foto pemandangan alam. Sebagai profesional, kami punya banyak target dan itu harus dikerjakan untuk masyarakat. Pekerjaan kami juga bukan hanya bertemu masyarakat di lapangan, mendengarkan curhat atau live in. Di kantor kami juga punya sederet tanggung jawab administrasi seperti membuat proposal, memasukkan request uang, memesan pembelanjaan, transportasi, dan laporan pertanggung jawaban. Kami tidak punya sekretaris atau admin khusus. Jadi bisa dibayangkan apa saja yang menjadi tanggung jawab kami.

7.       Lihat IG kamu kayanya jalan-jalan mulu, foto-foto di pantai dan gunung
Itu Cuma sedikit keberuntungan yang menjadi beban juga. Kebetulan saya bekerja di level provinsi sehingga banyak support ke rural artinya saya berkeliling ke kabupaten lain di NTT. Di tengah-tengah perjalanan alias travel maka saya menyempatkan diri untuk berkunjung ke obyek wisata dan kebetulan saya tinggal di provinsi yang paling banyak tempat hits nya. Kalau foto di instagram pastinya selalu cantik dan tidak mungkin juga saya membagi segala beban drama ketika bekerja di sosmed. Karena hidup tak seindah di instagram.


Nyempatin diving di Kepulauan Komodo setelah kerja seminggu di Labuan Bajo


8.       Butuh skill dan pendidikan apa sih buat kerja di NGO?
Kalau untuk background pendidikan sih tergantung dengan project intervensi. Kalau intervensi teknis semacam pembangunan fisik, survey alam, atau medis tentunya butuh tenaga ahli dengan background pendidikan yang relevan namun untuk hal-hal sosial atau analitis sih tidak mengikat ke 1 bidang ilmu. Siapa pun bisa asalkan mempunyai pengalaman terkait dengan sektor intervensi, di NGO sendiri saya menemukan bahwa kolega saya berasal dari berbagai latar belakang pendidikan mulai dari teknik, kesehatan, ekonomi, kesejahteraan sosial bahkan seperti saya, alumni Hubungan Internasional yang sekarang berpikir di level desa. Untuk skill, yang paling penting adalah kemampuan untuk mau belajar segala hal dan terbuka untuk segala perubahan.
Salah satu contoh project pengembangan pertanian organik dan kebun gizi

9.  
9.   Lingkungan kerjanya bagaimana?
Umumnya lingkungan kerja NGO memang berbeda jika dibandingkan dengan pemerintahan. Karena struktur nya tidak terlalu besar, maka tidak terlalu besar pula ‘’Power Distance Index’’ yang ada. Belum lagi kita juga harus berkomunikasi dengan masyarakat, tentu harus membuat segala sesuatu menjadi sederhana, mudah dipahami dan menarik. Jadi lingkungan kerjanya relatif lebih santai, penampilan santai, dan cara komunikasi dengan atasan ataupun peer tidak terlalu formal. Apalagi ketika pertemuan ataupun learning, kita akan selalu menggunakan metode bermain, warna, dan gambar. Asyik gak?


Selesai penat training bersama masyarakat, cewe/cowo lapangan bergegas mencari bukit yang instagramable


10.   Pakaianmu santai mulu?
Kalau tidak berurusan dengan mitra seperti pemerintah atau donor, maka bisa dipastikan kami akan memilih bekerja dengan kaos dan celana jins karena itu adalah kostum paling nyaman untuk bekerja di lapangan ataupun kantor. Pakaian seperti itu sederhana dan pastinya tidak jauh beda dengan yang digunakan masyarakat. Bukan karena kami cuek atau tidak rapi tapi memang pakaian itu yang relevan dengan pekerjaan yang dilakoni. Makanya ketika datang ke kantor dengan pakaian rapi pasti teman-teman kantor akan berucap "Kamu mau ketemu mitra di dinas mana?"


Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Mba, tips supaya diterima di NGO apa ya? Saya sudah sering ngirim lamaran via email, tpi tdk pernah dibalas. Apakah karna CV dan cover letter saya pke bhsa inggris?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo, ini untuk membantu aja ya. Kebetulan sy pernah menjalani program magang di salah satu NGO lingkungan selama 3 bulan dan sepengetahuan saya, banyak staf disana yang awalnya adalah anak magang. Lebih baik kalo saran saja, kakak bisa ajukan dulu magang dan nanti apabila ada posisi kosong bisa lbh mudah untuk jadi staf-nya kak. Kembali lagi tapi ke posisi dan keinginan kakak juga mau diambil apa engga tawarannya.

      Hapus
    2. CV dan cover letter in English itu WAJIB kalau utk NGO yg emang punya kebutuhan komunikasi, tapi kalau utk lokal sih ga wajib. Banyak faktor yang mempengaruhi kenapa lamaran kita ga di respon karena di dunia NGO emang masih sangat mengandalkan pengalaman di lapangan. Jadi coba tunjukkan kemampuan yg relevan dengan job incaran mu di CV dan cover letter

      Hapus
  3. Hai, Nona. Salam kenal, Saya Patti. Saya gunakan penjelasan kamu untuk berbagi dengan adik-adik HI UNPAR ya. Nanti saya akan share link blog kamu, boleh ya. Thanks in advance.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai nona, kamu udah pernah kontak aku di ig ya? Waktu itu aku posisi nya di Palu, jadi belum bisa sharing utk junior di UNPAR 😊

      Hapus
  4. Mbak kerja di NGO apaa? Saya basis ilmu geografi tapi sangat tertarik dengan pariwisata khususnya ecotourism. Saya mencari lowongan di indecon pada beberapa bulan lalu namun tidak ada, dan barusan search lagi, ada. tapi udah telat hehehe
    Ohhh iya rate gaji nyampe 2 digit ngga ya mbak? Share dong kadang kan ditanya rate yang diharapkan pas interview. Sebelumnya terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang namanya gaji, itu pasti relate dengan job desc dan pengalaman. Kalau utk tenaga ahli spasial/GIS yang berpengalaman 5 tahun pasti rate nya berbeda dengan fasilitator lapangan. Belum lagi status pekerja dan strata NGO, jadi banyak faktor yang mempengaruhi salary dan never expect too higher kalau kita masih pemain pemula

      Hapus
  5. Wah menarik infonya kak! Thank you for sharing ya.
    Mau tanya, dulu awal mula berkecimpung di NGO apakah dari intern dulu atau bagaimana ya kak? Karena banyak NGO yang menarik dan membuat saya ingun berkontribusi di sana, tapi jarang membuka lowongan untuk staf. Apakah ok2 aja kalau kita yang approach duluan, misalnya melalui email? Thank you ya kak! Have a nice day!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku masuk pertama kali di NGO lokal sebagai staf dengan gaji UMR :). Ada kok lowongan NGO, di devjobsindo.org atau kerja-ngo. Sekarang semuanya sudah terbuka kok, aku juga sekarang jadi relawan di PBB

      Hapus
  6. Pendidikan saya D3 akuntansi, pengalaman kerja 10 tahun kerja di perusahaan, akhir akhir ini saya tertarik bekerja di NGO...saya tertarik thd lingkungan dan hewan hewan...bisa tidak ya saya bekerja di NGO dgn backgriund saya tsb..mohon pencerahan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa saja, silakan cari lowongan yang sesuai. Ada beberapa NGO yang berkecimpung di dunia lingkungan seperti; Greenpeace, WWF, Burung, WCS. Jadi dicari dan di apply saja

      Hapus
  7. kak cara mendaftar magang di NGO langsung mengirim CV saja ? atau tetap ada interview nya lagi ? terimkasih kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setiap NGO pasti punya sistem rekrutmen yang berbeda-beda, sejauh ini sih belum pernah nemu rekrutmen tanpa interview yah :)

      Hapus
  8. kak maaf mau tanya kalau fundraiser di NGO itu tugas realnya seperti apa ya kak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Namanya fund raiser pasti mengumpulkan dana, namun tiap organisasi punya segmentasi donatur yang berbeda-beda. Biasanya sih fund raiser itu yg campaign di mall2 trus ajakin orang-orang untuk peduli isu tsb dan berdonasi dengan model sponsorship atau komitmen gitu. Lihat aja di mall-mall biasanya ada Greenpeace, WWF, Save The Children, SOS

      Hapus
  9. Kak kenapa persyaratan masuk NGO harus berpengalaman minimal ... tahun? Apakah bagi seorang fresh graduate mustahil bisa kerja di NGO? Apalagi hanya bermodalkan pengalaman project dan volunteer saat masih berkuliah? lalu jika berkenan mohon diberikan tips dan trik saat apply (seperti model CV, isi surat lamaran dll) untuk seorang fresh graduate. Terima kasih kak :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bantu jawab kak. Tergantung kak, karena pengetahuan kakak dan kegiatan volunteer selama kuliah bisa dijadikan pengalaman. Kalau memang pengetahuan kakak tentang topik project yg sedang/akan dikerjakan sesuai sama yg dgn requirement, inshaaAllah bakalan diterima. Walaupun nanti kalau ketrima, kakak harus siap mengosongkan gelas kakak dan lebih banyak belajar ttg masalah real di lapangan

      Hapus
    2. Ada nih lowongan kerja di Yayasan Sosial lokasinya di Jakarta Barat

      Hapus
  10. Kak saya mau nanya. Kalau misalnya sarjana pendidikan apa bisa melamar kerja di NGO?

    BalasHapus
  11. Halo ka Pritta,waah pengalaman yang dibagikan menarik banget kaa. Punya impian besar buat kerja di UNHRC, tapi selama ini magangnya bukan di NGO yg fokus di HR ka. Semoga kaka berkenan untuk beri saran biar bisa mengarah ke ranah UNHRC? Terima kasih 😁

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan di Bawah Laut Kupang

Saya mengingat ketika di akhir tahun 2014, sejenak sebelum berpindah ke tahun 2015 saya sempat mencoba menuliskan resolusi di tengah kesendirian menikmati malam tahun baru sembari mengintip warna-warni kembang api dari jendela kamar. Ada beberapa hal yang saya tuliskan, jujur itu hanya terbersit tiba-tiba dan saya hanya menuliskannya di sebuah aplikasi catatan di HP saya yang masih berusia 3 bulan pada saat itu. Tanpa disangka 3 bulan kemudian HP itu rusak akibat kecerobohan saya saat pergi ke Pulau Kera, Kupang. Bukan tercebur air laut tetapi malah ketumpahan sebotol penuh air mineral di dalam tas saya saat berada di perahu. Beberapa bulan setelah kejadian HP rusak, saya pergi bersama teman jalan terbaik saat itu mencari informasi mengenai spot snorkeling di Kupang mulai dari bertanya ke instagram, komunitas di facebook hingga mendatangi Polairud Kupang demi impian snorkeling. Akhirnya kami menemukan komunitas snorkeling dan ikut snorkeling pagi ataupun sore di tempat itu. Saya j

Tentang Sebuah Pekerjaan

Berapa lama kah saya tidak kembali mem posting sesuatu di blog? TIDAK TERHITUNG. Saya ingat terakhir kali menulis tentang skripsi dan kelulusan saya, mungkin itu tahun lalu. Di tahun 2014 apa saja yang telah terjadi? BANYAK, saya akan menuliskan perjalanan saya menemukan pekerjaan. Suatu hal yang saya idamkan sedari lulus kuliah, yaitu PEKERJAAN. Sebelumnya saya selalu berpikir bahwa kelak setelah dinyatakan lulus oleh universitas, saya akan segera menemukan pekerjaan dengan standar gaji ideal yang tersusun dalam benak seorang freshgraduate. Ternyata tidak semudah itu kawan, bangku kuliah belum memberikan beberapa SKS berjudul “REALITA”. Tapi itu tidak masalah, ketika kuliah kita memang diajarkan untuk berpikir ideal dan mengkonstruksi standar sebatas pengetahuan kita, ketika lulus orang-orang akan menyambut dengan ucapan, “Selamat datang di kehidupan nyata…” Cukup lama waktu yang saya jalani dengan berstatus pengangguran, 8 bulan saya berusaha menemukan pekerjaan dari penuh s